INSOMNIA BIKIN GEMUK
Kenapa bisa begitu? Ternyata
ada kecenderungan bahwa kalau seseorang terjaga sampai larut malam mereka akan
menghabiskan waktu dengan mengemil. Hal itu juga sudah dibuktikan pada suatu
penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari The Mailman School of Public
Health and The Obesity Research Center di Columbia.
Mereka mengamati perilaku
18.000 orang, berusia 32 sampai 59, yang berpartisipasi dalam survei the
National Health and Nutrition Examination periode 1980-an.
Hasilnya
adalah jika tidak tidur dimalam hari, mereka biasanya menghabiskan waktu dengan
menonton TV atau bermain komputer. Sambil melakukan kegiatan tersebut biasanya
mereka cenderung mengkonsumsi makanan lebih banyak atau ngemil.
Tak
hanya itu, penelitian menunjukkan pula, kurang tidur berhubungan dengan
berkurangnya kadar hormon leptin. Hormon yang mengatur nafsu makan, berat
badan, dan melaporkan pada otak berapa banyak cadangan makanan yang tersedia
dalam tubuh.
Selain
hormon leptin, kadar hormon grehlin yang fungsinya merangsang nafsu makan,
ditemukan meningkat pada orang-orang yang kurang tidur.
Dr
David Haslam dari National Obesity Forum mengatakan bahwa selain faktor
depresi, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, tingkat pendidikan, umur dan jenis
kelamin, kurang tidur jelas ikut memicu terjadinya kegemukan.
Selain
itu, stres yang merupakan pengaruh dari pola tidur diketahui mempengaruhi pula
kadar hormon dalam tubuh.
Penderita insomnia tergolong cukup besar. Berdasarkan data di
Amerika mencapai 25 % hingga 35 % dari populasi untuk insomnia jenis transient.
Sedang untuk insomnia kronis mencapai 10 % hingga 15 %. “Di
Indonesia dengan populasi sekitar 238 juta, maka penderita penyakit insomia
mencapai sekitar 28 juta untuk asumsi 10 persen
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa
kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada
kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat
bangun.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat
adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis
akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia
adalah terapi kognitif.
Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki
kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat
penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi
untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak
dapat tidur tanpa obat tersebut.
Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan
oleh American Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur
sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan
orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi
tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat
meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari
3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan
kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Setelah mengontrol durasi tidur dan
insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka
kematian.
Diagnosa
Spesialis tidur kedokteran memenuhi syarat untuk mendiagnosis
berbagai gangguan tidur. Pasien dengan berbagai penyakit termasuk sindrom fase
tidur tertunda sering salah didiagnosis sebagai Insomnia.
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:
a.
Pola tidur penderita sakit jiwa
b.
Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.
c.
Tingkatan stres psikis.
d.
Riwayat medis.
e.
Aktivitas fisik.
Diagnosis berdasarkan kepada kebutuhan tidur secara individual.
Penyebab
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang
memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan
pemakaian obat-obatan.
Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia
lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti
kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak
lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium
tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya
menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini,
walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup
tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia
lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam
kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas
tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari
depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur
yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada
saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
-
Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
-
Bekerja pada malam hari.
-
Sering berubah-ubah jam kerja.
-
Penggunaan alkohol yang berlebihan.
-
Efek samping obat (kadang-kadang).
-
Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit
Alzheimer).
Sumber : http://id.wikipedia.org
Tapi kini ada solusi terbaik , jika anda menderita
insomnia sekarang apat diatasi secara alami melalui terapi herbal
Relaksasi Tubuh dan Pikiran
Ada kombinasi herbal pilihan yang telah dikenal dan
aman untuk memberikan efek menenangkan, melemaskan otot yang kaku dan meredakan
kecemasan dan stress.
Juga memberikan kualitas tidur yang optimal tanpa
mengakibatkan ketergantungan.
Terapi ini sangat direkomendasikan untuk :
- Membantu mengatasi masalah insomnia (susah
tidur).
- Membantu meredakan kecemasan (mudah
histeris).
- Membantu meredakan ketegangan syaraf dan
otot (kram, kaku pundak dan leher).
- Membantu meredakan sakit kepala, stress dan
depresi.
- Membantu penderita epilepsi, hiperaktif
Kombinasi terbaik terapi herbal untuk penderita
Insomnia adalah :
CMD à Concentrated Mineral Drops |
MGC à Midori Gold Chlorophyll |
MCT à K-Muricata |
Kombinasi diatas masih
bisa ditambah beberapa bahan terapi herbal lagi sesuai dengan kebutuhan yang
bersangkutan.
Waktu yang terbaik untuk orang sehat adalah 8 jam dalam sehari untuk istirahat ditambah 8 jam untuk bekerja 8 jam lagi untuk melakukan kegiatan ringan ......
BalasHapus